Nabilah
Alsagoff adalah seorang wanita berpendirian kuat yang memiliki etos kerja
tinggi untuk membangun PT. Nusa Satu Inti Artha (DOKU). Beliau adalah seorang
warga negara Singapura yang mempunyai keyakinan serta pandangan luas terhadap
potensi pasar keuangan digital di Indonesia. Perjuangan beliau dalam
mengembangkan bisnisnya sangat perlu ditiru. Dengan mengandalkan keyakinan dan
sifat pantang menyerah, perlahan-lahan bisnis tersebut berkembang hingga
mencapai kemajuan setelah bertahun-tahun berbisnis.
Menoleh
ke belakang beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2000, kala ini Nabilah
sedang merintis mimpi besarnya dalam bisnis jasa keuangan digital. Kala itu, dirinya sudah menjalin komunikasi
serius dengan pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terkait
beberapa hal yang menyangkut bisnis digital. Pada tahun 2000, di Indonesia
masih jauh dari hiruk pikuk perkembangan bisnis digital. Namun tentu tidak
sedikit yang mempunyai visi ke depan dari ranah bisnis tersebut.
Mimpi besar
Nabilah Alsagoff dimulai saat beliau masih menempuh pendidikan formal di
sekolah. Nabilah Alsagoff kecil adalah gadis muda yang enerjik dengan berbagai
kegemaran seperti kegiatan sekolah, permainan dan olahraga. Pada kenyataannya,
saat menjalankan studi Diploma di bidang teknik, beliau merasakan
ketidaknyamanan. Akhirnya, beliau mengubah jurusan menjadi bidang seni dan
sosial di universitas. Keadaan pada karir Nabilah Alsagoff memberikan dorongan
untuk mempelajari lebih banyak tentang teknologi. Sejak saat itu, beliau
memiliki mimpi besar untuk menemukan hal-hal baru di bidang teknologi dan
berbagai kesempatan yang akan ditemukannya.
Mimpi
tersebut dirintis perlahan-lahan melalui karir awalnya sebagai marketing yang harus berkutat dengan data sebagai
fokus utama pekerjaan. Dengan demikian, Nabilah Alsagoff harus menggunakan
teknologi yang secara penting menjadi penunjang utama komunikasi yang
melibatkan banyak orang dalam mengorganisasi segala pekerjaannya. Beliau selalu
menikmati pemafaatan perkembangan teknologi dan merasa senang saat
menggunakannya.
Pada tahun 2005, jalan
Nabilah Alsagoff membangun Doku sebagai layanan pembayaran digital sudah mulai
menata jalurnya. Salah satu cerita menarik hadir ketika dirinya harus bekerja
layaknya petugas pemadam kebakaran. Pada masa itu, ia bersama tim sedang
dihadapkan pada satu fase dimana mereka harus mampu meyakinkan pihak yang
terkait bisnis Doku. Di antaranya yakni pihak bank dan beberapa mitra bisnis.
Nah, di sinilah kerja keras dan loyalitas Nabilah seakan diperas. Ia
mengisahkan bahwa sering kali ia harus selalu siap setiap ada panggilan terkait
bisnis yang masuk padanya. Dan sebagai media komunikasi, perangkat handphone miliknya selalu online di samping bantal tidurnya. Karena
kapanpun panggilan masuk di tengah malam sekalipun, ia akan siap dan bisa mulai
bekerja. Inilah salah satu cara Nabilah bagaimana mempertahankan kepercayaan
yang diberikan kepadanya dan tim Doku. Ia meyakini besarnya harapan yang
ditanamkan para mitra terhadap bisnis miliknya. Dan jika ia dan tim gagal, maka
yang akan kecewa tidak hanya mereka, namun semua pihak yang terlibat di
dalamnya.
Di bawah komandonya, Doku, penyedia
pembayaran dalam jaringan/online yang bernaung di bawah PT Nusa Satu Inti Artha
melejit hingga menjadi yang terbesar di industrinya. Doku bergerak di jasa payment
processing, B2B, consumer, e-money dan remitance, dengan tiga produk utama: Doku Wallet,
MyShortCart, serta sistem transaksi terintegrasi yang kompleks untuk
perusahaan. Untuk menunjang bisnisnya, Doku berhasil bekerja sama dengan
berbagai penyedia layanan keuangan seperti Visa, Mastercard, Mandiri, e-pay dan
BRI.
Nabilah
Alsagoff menjelaskan tentang perjuangannya sejak awal hingga saat ini.
Mayoritas klien beliau adalah perusahaan besar dengan kebutuhan atas layanan
pembayaran digital dalam skala yang besar seperti Sinarmas Land, Air Asia,
Oppo, VIVA hingga industri hiburan Indonesian Idol. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bahwa beliau dengan Bisnis Doku mendapatkan banyak investor
sebagai media investasi yang menjanjikan. Namun yang menarik, Nabilah merasa bahwa saat ini ia
dan timnya masih nyaman dengan keadaan tanpa sokongan investor seperti saat
ini. Namun tentu tidak menutup kemungkinan terjalin kerja sama di masa depan. Tercatat kini sudah ada lebih dari 2000 perusahaan
mitra yang tergabung dengan Doku.
Meskipun
Nabilah Alsagoff sudah menjadi wirausahawan selama 20 tahun dan memulai 3
perusahaan, namun ada saja permasalahan yang terjadi seperti pembayaran rendah
yang kadang cukup memudarkan mimpinya. Dalam hal wirausaha pada umumnya, saat
terjadi permintaan yang rendah, mimpi besarnya kadang terlihat samar. Intinya,
Nabilah Alsagoff ingin tetap menjaga mimpi besarnya meskipun harus mengalami berbagai
macam kesulitan.
Alasan mengapa saya memilih Nabilah Alsagoff sebagai
tokoh e-commerce:
Karena Nabilah Alsagoff merupakan seorang yang
sangat menginspirasi. Beliau seorang perempuan yang mau bekerja keras dan
berusaha untuk mewujudkan impiannya sejak duduk di bangku sekolah. Kegagalan tidak
membuatnya cepat menyerah, melainkan Ia melihat kegagalan sebagai suatu
tantangan yang harus Ia selesaikan dengan cara yang lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment