Sunday, 14 October 2018

Biografi Nabilah Alsagoff

Nabilah Alsagoff adalah seorang wanita berpendirian kuat yang memiliki etos kerja tinggi untuk membangun PT. Nusa Satu Inti Artha (DOKU). Beliau adalah seorang warga negara Singapura yang mempunyai keyakinan serta pandangan luas terhadap potensi pasar keuangan digital di Indonesia. Perjuangan beliau dalam mengembangkan bisnisnya sangat perlu ditiru. Dengan mengandalkan keyakinan dan sifat pantang menyerah, perlahan-lahan bisnis tersebut berkembang hingga mencapai kemajuan setelah bertahun-tahun berbisnis.

Menoleh ke belakang beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2000, kala ini Nabilah sedang merintis mimpi besarnya dalam bisnis jasa keuangan digital. Kala itu, dirinya sudah menjalin komunikasi serius dengan pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terkait beberapa hal yang menyangkut bisnis digital. Pada tahun 2000, di Indonesia masih jauh dari hiruk pikuk perkembangan bisnis digital. Namun tentu tidak sedikit yang mempunyai visi ke depan dari ranah bisnis tersebut.
Mimpi besar Nabilah Alsagoff dimulai saat beliau masih menempuh pendidikan formal di sekolah. Nabilah Alsagoff kecil adalah gadis muda yang enerjik dengan berbagai kegemaran seperti kegiatan sekolah, permainan dan olahraga. Pada kenyataannya, saat menjalankan studi Diploma di bidang teknik, beliau merasakan ketidaknyamanan. Akhirnya, beliau mengubah jurusan menjadi bidang seni dan sosial di universitas. Keadaan pada karir Nabilah Alsagoff memberikan dorongan untuk mempelajari lebih banyak tentang teknologi. Sejak saat itu, beliau memiliki mimpi besar untuk menemukan hal-hal baru di bidang teknologi dan berbagai kesempatan yang akan ditemukannya.

Mimpi tersebut dirintis perlahan-lahan melalui karir awalnya sebagai marketing yang harus berkutat dengan data sebagai fokus utama pekerjaan. Dengan demikian, Nabilah Alsagoff harus menggunakan teknologi yang secara penting menjadi penunjang utama komunikasi yang melibatkan banyak orang dalam mengorganisasi segala pekerjaannya. Beliau selalu menikmati pemafaatan perkembangan teknologi dan merasa senang saat menggunakannya.
Pada tahun 2005, jalan Nabilah Alsagoff membangun Doku sebagai layanan pembayaran digital sudah mulai menata jalurnya. Salah satu cerita menarik hadir ketika dirinya harus bekerja layaknya petugas pemadam kebakaran. Pada masa itu, ia bersama tim sedang dihadapkan pada satu fase dimana mereka harus mampu meyakinkan pihak  yang terkait bisnis Doku. Di antaranya yakni pihak bank dan beberapa mitra bisnis. Nah, di sinilah kerja keras dan loyalitas Nabilah seakan diperas. Ia mengisahkan bahwa sering kali ia harus selalu siap setiap ada panggilan terkait bisnis yang masuk padanya. Dan sebagai media komunikasi, perangkat handphone miliknya selalu online di samping bantal tidurnya. Karena kapanpun panggilan masuk di tengah malam sekalipun, ia akan siap dan bisa mulai bekerja. Inilah salah satu cara Nabilah bagaimana mempertahankan kepercayaan yang diberikan kepadanya dan tim Doku. Ia meyakini besarnya harapan yang ditanamkan para mitra terhadap bisnis miliknya. Dan jika ia dan tim gagal, maka yang akan kecewa tidak hanya mereka, namun semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Di bawah komandonya, Doku, penyedia pembayaran dalam jaringan/online yang bernaung di bawah PT Nusa Satu Inti Artha melejit hingga menjadi yang terbesar di industrinya. Doku bergerak di jasa payment processing, B2B, consumer, e-money dan remitance, dengan tiga produk utama: Doku Wallet, MyShortCart, serta sistem transaksi terintegrasi yang kompleks untuk perusahaan. Untuk menunjang bisnisnya, Doku berhasil bekerja sama dengan berbagai penyedia layanan keuangan seperti Visa, Mastercard, Mandiri, e-pay dan BRI.
Nabilah Alsagoff menjelaskan tentang perjuangannya sejak awal hingga saat ini. Mayoritas klien beliau adalah perusahaan besar dengan kebutuhan atas layanan pembayaran digital dalam skala yang besar seperti Sinarmas Land, Air Asia, Oppo, VIVA hingga industri hiburan Indonesian Idol. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa beliau dengan Bisnis Doku mendapatkan banyak investor sebagai media investasi yang menjanjikan. Namun yang menarik, Nabilah merasa bahwa saat ini ia dan timnya masih nyaman dengan keadaan tanpa sokongan investor seperti saat ini. Namun tentu tidak menutup kemungkinan terjalin kerja sama di masa depan.  Tercatat kini sudah ada lebih dari 2000 perusahaan mitra yang tergabung dengan Doku.
Meskipun Nabilah Alsagoff sudah menjadi wirausahawan selama 20 tahun dan memulai 3 perusahaan, namun ada saja permasalahan yang terjadi seperti pembayaran rendah yang kadang cukup memudarkan mimpinya. Dalam hal wirausaha pada umumnya, saat terjadi permintaan yang rendah, mimpi besarnya kadang terlihat samar. Intinya, Nabilah Alsagoff ingin tetap menjaga mimpi besarnya meskipun harus mengalami berbagai macam kesulitan.

Alasan mengapa saya memilih Nabilah Alsagoff sebagai tokoh e-commerce:
Karena Nabilah Alsagoff merupakan seorang yang sangat menginspirasi. Beliau seorang perempuan yang mau bekerja keras dan berusaha untuk mewujudkan impiannya sejak duduk di bangku sekolah. Kegagalan tidak membuatnya cepat menyerah, melainkan Ia melihat kegagalan sebagai suatu tantangan yang harus Ia selesaikan dengan cara yang lebih baik lagi.

No comments:

Post a Comment